Jaenuri, Pelukis Tunarungu dan Tunawicara

Jaenuri, Pelukis Tunarungu dan Tunawicara

//ok faz \"\"Lukisannya Pernah Dibeli Wakil Bupati Cirebon Dengan keterbatasan yang dimiliki, Jaenuri mampu membuat lukisan fantastis. Membuat mata terpesona saat melihat hasil karyanya. Adinda Pratiwi, Kejaksan KESULITAN berkomunikasi normal pasti terasa saat dilakukan dengan Jaenuri (17). Seperti dialami wartawan koran ini. Butuh pendamping untuk berinteraksi dengan Jaenuri. Agar lebih mengerti maksud pembicaraan yang disampaikannya. Sebab, Jaenuri memiliki kebutuhan khusus, tunarungu sekaligus tunawicara. Ia salah satu pelajar SLB Beringin Bhakti, Kampung Kepompongan Kabupaten Cirebon. Pihak sekolah yang mengetahui bakat Jaenuri melukis, mendaftarkannya kursus melukis di Sinau Art Cirebon. Sejak Februari 2011 lalu, didaftarkan pihak sekolah agar lebih mengembangkan bakat. Suripah (40), ibu Jaenuri, merasa sangat bangga dan terharu terhadap prestasi yang diraih Jaenuri. Sebab, di awal prestasinya 2011 lalu, Jaenuri pernah mendapat penghargaan. Lukisannya diikutsertakan pada salah satu pameran, laku terjual Rp500 ribu. Lukisan tersebut, dibeli Wakil Bupati Cirebon, Ason Sukasa SMhk. Suripah menyebutkan bakat anaknya sudah dimiliki sejak kecil.    “Nggak ada keturunan darah seni sebenarnya. Dia otodidak belajar sendiri. Sejak kecil, dia memang sudah pandai menggambar,” katanya, dijumpai Sinau Art, Jl Siliwangi, Senin (5/3). Saat datang dan menyaksikan langsung proses melukis, Jaenuri terlihat sangat serius menggoreskan kuas, memadukan berbagai warna pada kanvasnya. Boleh jadi tak ada orang yang menyangka Jaenuri memiliki kekurangan. Sebab, dari karya-karya yang dihasilkan, termasuk salah satu karya pelukis berbakat. Putra pertama dua bersaudara pasangan Abidin (60) dan Suripah (40) ini mengaku sangat mendapat motivasi dari orang tua. Terlihat saat Radar menanyakan lewat tulisan, siapa orang selalu memotivasi dirinya? Jaenuri menunjukkan tangan ke arah Suripah, ibunya. Dibantu Suripah, Jaenuri mengaku ingin meneruskan cita-cita menjadi pelukis profesional. Karena itu, Suripah yang hanya seorang penjual bunga emperan pun selalu berdoa agar cita-cita anaknya bisa terwujud. “Saya sebagai orang tua hanya bisa berdoa. Sambil berusaha semaksimal mungkin,” tutur warga Tengahtani ini. (*)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: